Teknologi atau invensi hasil penelitian banyak yang belum dimanfaatkan sepenuhnya atau hanya berakhir sebagai dokumen dan tidak dapat diadopsi oleh masyarakat. Permasalahan yang terjadi adalah hasil penelitian tersebut baru berbentuk prototipe skala laboratorium, dan belum diuji pada skala pilot plant sehingga belum siap untuk dipromosikan ke calon pengguna atau industri, akibatnya tidak siap untuk diadopsi. Berbagai permasalahan ini seharusnya tidak terjadi jika kronologi hasil penelitian dan pengembangan teknologi telah siapterap atau matang untuk diuji dan dikembangkan pada skala industri.
Masalah utama dalam adopsi teknologi adalah tingkat kesiapterapannya untuk digunakan dan dikembangkan menjadi inovasi, dan salah satu karakteristik inovasi adalah tingkat kesiapterapannya untuk digunakan (BPPT, 2012). Namun untuk bisa menentukan apakah sebuah teknologi dapat dikatakan siap untuk diadopsi oleh pengguna, dikomersialisasikan atau dijual, diperlukan suatu indikator dalam mengukur teknologi. Untuk mendapatkan gambaran kesiapterapan teknologi hasil penelitian serta membantu menentukan strategi pengembangan dan pemanfaatannya diperlukan pengukuran tingkat kesiapterapan teknologi (TKT)/Technology Readiness Level (TRL).
Pengukuran TKT merupakan pendekatan sistematis yang digunakan untuk menilai kematangan atau kesiapterapan dari suatu teknologi tertentu dan perbandingan kematangan atau kesiapterapan antara jenis teknologi yang berbeda. Salah satu keuntungan melakukan penilaian kesiapterapan teknologi adalah dapat mengestimasi risiko dan biaya untuk pengembangan produk selanjutnya serta memutuskan kapan teknologi tersebut siap untuk dialihteknologikan ke industri.
TKT Online Self Assessment Balitbangtan - ©Copyright 2019. All Rights Reserved.